Peneliti gabungan dari Amerika Serikat dan Jepang
mengembangkan metode baru dalam mendeteksi Tsunami. Mereka, untuk pertama
kalinya, menemukan jika Tsunami bisa diamati dengan radar. Dengan demikian,
penemuan ini menjadi pengembangan baru dalam sistem peringatan dini Tsunami.
Hasil penelitian ini akan sangat berguna untuk Indonesia
mengingat metode ini bisa diterapkan di Asia Tenggara. "Di negara ini
terdapat daerah landasan kontinen dangkal yang luas," kata Professor John
Largier, seorang ahli kelautan di University of California, Davis, Bodega
Marine Laboratory, Amerika Serikat.
Dilansir dari The Hindu, Largier dan beberapa koleganya
menggunakan susunan radar berfrekuensi tinggi di Bodega Marine Lab untuk mempelajari
arus laut selama 10 tahun terakhir.
Bersama dengan para ahli lainnya dari Universitas di
Hokkaido dan Kyoto serta San Francisco State University, Largier menggunakan
data dari Bodega dan dari dua lokasi berbeda di Hokkaido untuk mendeteksi
Tsunami di lepas pantai.
Peneliti menemukan, mereka bisa melihat Tsunami saat
memasuki perairan dangkal di atas landasan kontinen. Saat ombak masuk ke
perairan yang lebih dangkal, Tsunami tersebut melambat, tingginya bertambah,
dan berkurang dalam panjang gelombang, sebelum akhirnya menghantam bibir
pantai.
Dalam laporannya yang dipublikasikan di jurnal Remote
Sensing, Largier menambahkan, radar ini bisa digunakan di pesisir timur AS atau
Asia Tenggara. Di mana hamparan luas laut dangkal berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar