American Online tidak memiliki rencana membeli Yahoo,
ataupun aset-asetnya. Hal ini ditegaskan langsyng Kepala Eksekutif (CEO) AOL,
Tim Armstrong.
Seperti dikutip dari Reuters, Armstrong mengatakan AOL tetap
memiliki rencana dan strategi untuk independen. Selain itu, AOL akan melakukan
perbaikan brand yang saat ini dalam keadaan 'sakit', yaitu dikenal sebagai
pelayanan jasa dial-up yang kemudian mengembangkan diri menjadi perusahaan
media yang bergantung pada pemasukan iklan.
Sejak Armstrong ditunjuk menjadi CEO AOL pada 2009 lalu, AOL
telah melakukan akuisisi sejumlah media. Antara lain laman politik Huffington
Post yang didirikan Arianna Huffington, juga laman teknologi TechCrunch.
Armstrong bahkan mengklaim nilai TechCrunch naik sejak
diambil alih AOL sejak tahun lalu. Sebuah sumber Reuters menyebut saat itu
nilai TechCrunch mencapai US$ 30 juta.
Yahoo sendiri sedang dalam kondisi yang kacau setelah mereka
memecat Carol Bartz, CEO mereka pada September lalu. Perusahaan itu tengah
meminta bantuan lembaga investasi Allen & Co untuk melakukan ‘strategic
review’ terhadap bisnis mereka. Yahoo juga menggaet Heidrick & Struggles,
lembaga perekrutan eksekutif untuk mencari CEO baru.
Sejumlah pihak dikabarkan tertarik membeli Yahoo. Antara
lain Microsoft, Google, juga taipan asal Cuna yang pernah bekerja sama dengan
Yahoo, Jack Ma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar