Penggemar e-book dalam waktu dekat akan dapat meminjam
buku-buku favorit mereka secara online setelah Amazon, situs retailer Internet
terkemuka mendiskusikan rencana mereka dengan penerbit-penerbit buku utama
dunia untuk meluncurkan perpustakaan virtual.
Perusahaan itu berupaya untuk terjun ke industri buku
digital yang tengah marak, apalagi melihat terancam tutupnya ribuan
perpustakaan di seluruh penjuru Amerika Serikat akibat pemangkasan anggaran
yang dilakukan pemerintah.
Nantinya, untuk dapat mengakses perpustakaan virtual,
pelanggan bisa membayar iuran tahunan ke Amazon, si pembuat pembaca e-book
terpopuler, Kindle tersebut. Namun demikian, iuran pastinya belum ditentukan.
Sebagai informasi, layanan penyewaan online serupa, namun
untuk film seperti yang ditawarkan oleh situs Netflix ternyata terbukti
populer. Selain itu, penjualan buku digital sendiri naik 20 persen pada tahun
lalu. Total penjualan mencapai sekitar Rp2,45 triliun.
Meski penjualan buku tradisional terus turun, hingga 3
persen dalam dua tahun terakhir, dalam kurun waktu yang sama, pangsa pasar buku
secara keseluruhan meningkat tipis. Di tahun 2010, bisnis penjualan buku
mencapai angka Rp42 triliun.
Di Amerika Serikat, penjualan buku digital mencakup 6 persen
dari seluruh penjualan buku.
Dikutip dari DailyMail, kemungkinan besar Amazon akan
meluncurkan perpustakaan virtual mereka di Amerika Serikat, negara di mana
penjualan e-book untuk pertamakalinya telah mengalahkan penjualan buku cetak,
sebelum menghadirkan layanan tersebut ke seluruh dunia.
Dan dengan meningkatnya popularitas tablet komputer seperti
iPad, PlayBook dan sebangsanya, akan semakin banyak pengguna yang beralih dari
buku cetak tradisional ke e-book untuk dibaca di komputernya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar